its

Foto saya
The winner instead of never failing, but never gave up.

Senin, 09 Juli 2012

Delegasi Unpad Borong Gelar Juara pada Forum Altai-Asia 2012 di Rusia


[Unpad.ac.id, 5/07/2012] You can if you think you can. Semboyan itulah yang menjadi pedoman Adipta Wisnu Wardhani, mahasiswi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad sehingga berhasil menjadi pemenang dalam ajang Altai-Asia 2012 di Barnaul Rusia. Adipta adalah satu dari tiga mahasiswa Unpad yang berangkat ke ajang tersebut. Dua rekannya, Amalia Faradila dari Sastra Jerman dan Muhammad Tanri Arrizasyifaa dari Fakultas Kedokteran, juga berhasil menjadi pemenang untuk masing-masing kategori yang diikuti.
Delegasi Unpad yang berangkat ke Forum Altai-Asia di Rusia (Foto: Purnomo Sidik)*
Adipta Wisnu Wardhani menjadi pemenang di presentasi “Academic mobility in Asian higher education institutions”, Amalia Faradila menang di presentasi “Culture: youth traditions and innovations in Asian countries”, dan M. Tanri Arrizasyifaa menang di presentasi “Youth organizations: problem and cooperation perspectives”. Tidak hanya itu, delegasi Unpad yang terdiri dari 3 mahasiswa tadi dibawah pimpinan Direktur Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni Unpad, Dr. Ir. Herryawan Kemal Mustofa juga mendapat sertifikat delegasi dengan kontribusi signifikan dan memiliki semangat tim yang baik.
Altai-Asia 2012 yang mengangkat tema “Education without borders” ini berlangsung dari tanggal 27 sampai 30 Juni 2012 dan diikuti oleh kurang lebih 250 mahasiswa dari 13 negara di Asia dan Siberia. Ajang ini baru pertama kali dilaksanakan dan menurut rencana akan diselenggarakan secara rutin.
“Rasanya tidak percaya ketika nama Unpad dipanggil menjadi pemenang. Setidak-tidaknya kami tidak mengecewakan Unpad dan pulang dengan membawa juara,” ujar Adipta saat ditemui di Ruang UPT Humas, Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Kamis (5/07). Mengangkat permasalahan mengenai student exchange di Unpad, Adipta membahas tentang peran pertukaran pelajar di era globalisasi dan bagaimana pertukaran pelajar tersebut dapat meningkatkan soft skill dari mahasiswa itu sendiri.
“Jadi bagaimana kondisi student exchange di Unpad itu sendiri, mulai dari kelebihan dan kekurangan, kesulitan yang dihadapi, serta bagaimana peran Unpad sendiri dalam memfasilitasi mahasiswanya untuk lebih worldwide lagi,” jelas Adipta.
Makalah tersebut kemudian dipresentasikan di hadapan peserta yang rata-rata juga mengangkat isu tentang student exchange. Tanpa disadari respons dari seluruh peserta sangat tinggi. Adipta pun mengungkapkan banyak peserta yang bertanya mengenai student exchange di Unpad, meskipun seringkali prsentasi tersebut terkendala oleh bahasa, sebab tidak semua peserta mengeti Bahasa Inggris .
Kelebihan lain yang dilakukan oleh Adipta dan kawan-kawan dalam melakukan presentasi ialah dengan menggunakan slide show yang dibuat secara menarik, sehingga hal tersebut dapat menarik minat peserta untuk mengetahui lebih lanjut. Selain itu, mereka juga all out dalam berbusana, yakni berpakaian yang formal, menggunakan almamater, dan pin berlambang bendera Indonesia, meskipun saat itu sedang musim panas.
Alhamdulillah, dengan menggunakan slide show banyak peserta yang mengerti mengenai pemaparan kami. Sebab, peserta lain hanya mengandalkan dari kertas paper yang dibacakan, sehingga kurang memahami apa yang diutarakan. Itu mungkin kelebihan dari kami,” ungkap gadis kelahiran Subang, 24 Februari 1990 tersebut.
Adipta sendiri mengaku tidak menemui banyak kendala selama mengikuti ajang internasional ini. Hal tersebut disebabkan oleh telah siapnya mereka untuk mengikuti ajang tersebut. Berbekal latihan dan riset selama sebulan yang difasilitasi oleh Dr. Ir. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc., mereka pun dapat tampil secara optimal di hadapan para peserta.
“Di sana pun, panitia tidak pernah membeda-bedakan. Tapi kenyataannya tidak, mereka sangat aware sama kita, bahkan terasa seperti bagian dari keluarga sendiri. Banyak hal yang bisa didapat apalagi dari segi budayanya, dan kita menjadi banyak tahu mengenai kebiasaan mereka. Toleransi antar agamanya pun sangat kuat,” tambah Adipta.
Altai-Asia 2012 itu sendiri merupakan forum pelajar Asia yang diikuti oleh 13 negara di Asia dan Rusia. Kegiatan yang dilakukan ialah kompetisi membahas masalah pokok mengenai isu internasional, educationstudent mobility, kemahasiswaan, culturehealth, dan studies. Masing-masing negara berusaha mempresentasikan apa yang ada di negara tersebut. Adapun M. Tanri mengangkat presentasi mengenai potensi desa, dan Amalia tentang budaya. Bahkan Tanri pun dipersilakan untuk mempresentasikan kembali hasil penelitiannya di hadapan Gubernur Altai, bersama dengan peserta dari China dan Singapura.
Adipta pun berharap dengan pengalaman ini bisa lebih menambah wawasan keilmuannya dan bisa mendorong civitas akademika yang lain untuk juga berprestasi. “Semoga saya bisa memberikan ilmu yang didapat kepada teman-teman yang lain, dan hal-hal positif yang saya dapat di Rusia semoga bisa membangun diri saya prbadi untuk jadi lebih berjuang keras lagi, serta bisa men-support teman-teman yang lain,” harap Adipta.*
Laporan oleh: Arief Maulana|  |  | eh*

Incredible Russia



Практическое Решение Творческих Задач

                         Delegasi Universitas Padjadjaran dalam Asian Students Forum Altai-Asia 2012 :
·         Adipta Wisnu wardhani
·         Amalia faradila
·         Muhammad Tanri Arrizasyifaa
                      Dosen Pendamping:
Ir. Herryawan Kemal Mustafa, M.Sc
Waktu                                 : 27-30 Juni 2012
Tempat                               : Stick Travel (Altai Mountain) Barnaul, Russia.
Peserta                               : 250 peserta dari 13 Negara diantaranya ( Indonesia, Singapore, China, Korea Selatan, Kazakstan, Kirgizstan, Armenia, Mongolia, Russia)

Program Altai-Asia 2012 “Education Without Boarder” diadakan sebagai upaya untuk mendiskusikan permasalahan global yang mengikutsertakan perwakilan dari negara Asia dan Russia. Program ini dibuat sangat menarik dan tidak terkesan formal karena kami ditempatkan di suatu camp Stick-Travel di pegunungan Altai Siberia, Barnaul Russia. Sebuah tempat wisata yang sangat membaur dengan alam. Tempatnya sekitar 5 jam menggunakan bis dari kota Barnaul.
Setiba di Barnaul, kami delegasi unpad disambut dengan sangat ramah, dan langsung berangkat menuju Altai State University untuk mencicipi makanan Russia yang sudah disediakan. Disepanjang jalan terlihat pemandangan siberia yang sangat indah, pohon pohon tinggi menjulang, ladang yang sangat luas, padang rumput yang berhektar hektar namun jarang sekali ditemui rumah penduduk. Masih sangat asri dan indah pemandangannya. Saat ini sedang musim panas di Russia, ternyata suhunya bisa mencapai 32 derajat, melihat dari foto pegununga Altai Siberia terlihat sangat dingin walau di musim panas, namun ternyata udara disana jauh lebih panas dari Jatinangor.
Sesampainya di Stick-Travel kami langsung menuju kamar yang sudah disediakan. Kamar yang sangat indah berbentuk vila. Mereka sudah menyiapkan tas, buku panduan dan note serta pulpennya pada semua delegasi. Malam hari nya adalah cultural night, dan masing masing negara mempersembahkan kebudayaan dari negara masing masing.
Stick-Travel hari kedua memfokuskan pada presentasi dan diskusi seputar permasalahan global, mulai dari Student Academic Mobility, Health Issue, Culture yang mengikutsertakan 13 negara untuk mempresentasikan kondisi yang terjadi, kendala dan tantangan yang ada di negara mereka. Presentasi ini pun dilombakan dan pada akhirnya akan dipilih juara-juara dari setiap kategori. Kami 3 mahasiswa perwakilan Unpad, mempresentasikan sesuai bidangnya masing masing. Saya membahas mengenai Student Academic Mobility in Padjajdaran University, Tanri membahas mengenai Human Emporwerment dan Amalia dari Fakultas Ilmu Budaya mengenai Culture. Kami memiliki tempat presentasi yang berbeda sesuai dengan bidang masing masing. Saya terlebih dahulu presentasi pukul 12 tanggal 27 Juni 2012, disana saya mendapatkan nomor urut ke 6 dari 13 negara perwakilan Asia-Russia. Saat nama Universitas Padjadjaran di panggil saya langsung maju kedepan puluhan penonton yang terlihat sangat antusias dengan Indonesia karena memang delegasi terjauh yaitu dari Indonesia. Saya mencoba memperkenalkan diri menggunakan bahasa Russia. Karena mayoritas dari penonton yaitu mahasiswa dari berbagai Universitas di Russia dan kurang mengerti bahasa inggris. Peserta yang mempresentasikan dengan menggunakan bahasa inggris selalu didampingi oleh translator yang akan secara langsung mengartikan ke bahasa Russia. Begitupun ketika saya mempresentasikan, Mrs. Svetlana guru bahasa inggris di Altai State University langsung mengartikannya.
Student Academic Mobility yang saya presentasikan lebih kepada Student Exchange yang ada di Universitas Padjadjaran. Bagaimana Uupad menjalin relasi degan berbagai negara di seluruh dunia, bagaimana pentingnya student exchange untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa agar dapat berfikit out of the box dan mengetahui kondisi pendidikan di luar negeri. Student exchange pun dapat meningkatkan soft skill dari mahasiswa sehingga menjadi bekal mereka dalam memasuki dunia kerja dan menjadi calon pemimpin masa depan.
Program ini di desain sangat menarik sehingga peserta dari tiap delegasi merasa nyaman untuk bertanya dan mendiskusikan permasalahan di tiap negara, semua di desain di sebuah ruangan Villa dan menggunakan 2 Lcd TV untuk mempresentasikan kondisi di negara masing masing. Semua terasa sangat terbuka untuk bertanya mengenai kondisi di setiap negara. Namun karena bahasa Russia menjadi mayoritas, dan negara negara tetangga Russia mengerti bahasa Russia seperti Kazakstan, Kirgiztan, Mongolia dan yang bisa menggunakan bahasa inggris hanya beberapa delegasi saja maka pertanyaan selalu di translate kedalam bahasa Russia.
Disini dengan musim panas, dan cuaca pada saat hari presentasi Academic Mobility berlangsung pukul 12 siang, terasa sangat panas sekali. Namun kami delegasi unpad tetap menggunakan Jas Almamater, celana bahan dan pin merah putih. Sedangkan delegasi yang lain bahkan ada yang menggunakan celana atau rok mini. Sungguh aneh sekali memingngat presentasi ini pun di lombakan. Kami delegasi Unpad sudah menyiapkan presentasi bahkan dari 1 bulan sebelum keberangkatan ke Russia, dan sudah berlatih dibawah bimbingan direktur kemahasiswaan Unpad, Ir. Herryawan Kemal Mustafa, M.Sc.

Ada sebagian dari delegasi yang hanya membawa kertas selembar dan membacakannya di depan 3 orang dewan juri. Namun hanya delegasi dari Indonesia yang menggunakan Jas dan berpakaian rapih. Ini menjadi daya tarik mungkin bagi juri disana. Kami pun mempresentasikan dengan menggunakan slide yang menggunakan animasi, sehingga menarik perhatian penonton walaupun mayoritas dari mereka kurang mengerti tampilan slide yang saya jelaskan karena menggunakan bahasa inggris, namun Mrs.Svetlana sangat membantu untuk menjelaskan kembali menggunakan bahasa Russia. Saya menjelaskan selama 10 menit dan 20 menit selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Peserta banyak yang membahas mengenai kendala perbedaan kurikulum antar negara, kendala bahasa, serta adakah diskriminasi agama dalam perekrutan peserta Student Exchange. Hal ini karena ternyata di Russia terdapat suatu program yang mengkhususkan untuk mahasiswa yang beragama kristen ortodoks, agama di Russia yang mayoritas diikuti oleh masyarakat Russia. Gereja yang menjadi pusat nya yaitu terdapat di Red Square Moscow. Mereka antusias dengan jawaban yang saya berikan, karena yang terjadi di Universitas Padjadjaran tidak demikian, tidak ada program Student Exchange yang mengkhususkan pada 1 agama saja, walaupun memang Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia. Mengenai perbedaan kurikulum justru tidak menjadi masalah, karena memang nama bidang studi walaupun sama jurusan dan fakultas pasti berbeda tiap negara. Mata kuliah pun berbeda. Namun yang terpenting bagaimana mahasiswa bisa mempelajari mengenai pola pendidikan di Luar negeri, bagaimana cara mengajar dosen dosen , bagaimana fasilitas yang diberikan oleh kampus di luar negeri, bagaimana berinteraksi dengan mahasiswa asing ini menjadi pengalaman yang sangat berharga, bahkan ketika tahun pertama saya masuk unpad saya sudah diberikan kesempatan untuk mengikuti student exchange ke University Putra Malaysia untuk membahas Asean Student Leadership and Integrity, tahun kedua diberikesempatan mengikuti student Exchange di University Malaya, dan tahun ini ditahun ketiga di berikan kesempatan mengikuti student exchange di University Sains Malaysia. Ketiga nya merupakan universitas yang mempunyai link secara langsung dengan Fisip Unpad. Setiap tahun nya rutin diadakan. Inilah yang menjadi point positif dimana mahasiswa diberdayakan untuk berfikiran out of the box and think beyond the limit, education in globalization era without any boarder.
Selanjutnya pukul 13:00 sesi culture dimulai, Amalia perwakilan Unpad dari FIB Sastra jerman membahas mengenai pentingnya peran mahasiswa dalam memperkenalkan budaya Indonesia, dan salah satu UKM yang memfasilitasi nya yaitu PSM UNPAD ( Paduan Suara Mahasiswa) Unpad. Amalia pun membahas satu persatu dengan bahasa inggris dan langsung di terjemahkan kedalam bahasa Russia. Diikuti sesi tanya jawab yang sangat interaktif. Begitupun saat Muhammad Tanri Arrizasyifaa Ketua Bem Kema Unpad sekaligus ketua Bem seluruh Indonesia yang membahas mengenai pemberdayaan masyarakat desa dalam program di Bem Unpad yaitu “BINA DESA”. Bahkan Tanri terpilih menjadi 1 dari 3 delegasi yang ditunjuk untuk mempresentasikan kembali didepan gubernur Altai dalam acara the International Youth Manager Forum «АТР-2012.
Setelah acara presentasi selesai, kami delegasi Unpad langsung mengadakan breafing dan mengealuasi kegiatan yang terjadi pada hari ini. Semua sudah menampilkan presentasi dan menjawab semaksimal mungkin yang kami bisa. Kami berharap salah satu delegasi ada yang dapat menyandang gelar juara. Amin....
Hari selanjutnya adalah kegiatan excursion, keliling pegunungan Altai Siberia. Memanjat ke gunung Altai dan mengunjungi Sungai Katun yang indah. Acara ini diikuti oleh semua peserta dan kami pun mengikuti pameran di International Youth Manager Forum ATP yang juga forum tingkat Internasional di Altai. Hari ke 3 cultural night , berenang dan jalan jalan sekitaran Stick Travel. 3 hari pun berlalu dengan sangat cepat. Malam hari nya merupakan malam terakhir program.
Tak terasa sudah hari ke 4 di Altai. Saat breakfast kami diberikan kejutan oleh panitia yaitu dibuatkan roti keberuntungan , yaitu roti berukuran sangat besar dan diatasnya disimpan garam untuk dicocolkan. Kami dan diberitahu sebelumnya bahwa itu garam, kami fikir itu gula , waaah rasanya terasa sangat asin. Ini merupakan budaya di Russia untuk memberikan surprise pada tamu. Sangat sedih melihat teman teman panitia yang sudah seperti keluarga sendiri memberikan surprise party dengan roti yang sangat besar. Rasanya sedih bahwa kami harus kembali ke Indonesia dan tak tahu kapan lagi dapat bertemu sahabat sahabat di Russia. menunggu hasil pengumuman. Semua peserta sudah berkumpul di depan panggung dengan menggunakan pakaian adat dari negaranya masing masing. Saya menggunakan baju kebaya berwarna biru, dan rekan rekan yang lain pun terlihat menggunakan baju adat dari negara masing masing, terlihat sangat beraneka ragam. Sungguh pengalaman berharga dapat melihat budaya dari berbagai negara di Asia dan Russia. Kami delegasi Indonesia menampilkan drama musical “percoma” dengan nyanyian dengan bahasa sunda. Sebelumnya saya maju kedepan dan menjelaskan arti dari drama ini menggunakan bahasa inggris dan langsung di terjemahkan ke dalam bahasa Russia oleh Mrs.Svetlana.  kang Uhe sapaan akrab Direktur kemahasiswaan unpad pun ikut serta dalam drama ini. Drama kami menarik perhatian  penonton dan mereka memberikan applause meriah. Ditutup dengan Humbaya humbaya yang mengajak semua penonton untuk bergerak mengikuti tarian Humbaya humbaya karena memang dimalam hari udara sangat dingin, jadi untuk menghangatkan penonton diminta untuk berdiri dan berjoget bersama hehe. Sangat meriah sekali persembahan dari delegasi Unpad ini begitu tutur rekan saya Ivan dari Russia. Saya sangat kagum dengan panitia di program ini, karena sangat ramah, selalu mendampingi kami bahkan panitia berkunjung dan mengobrol bareng setiap selesai kegiatan. Serasa keluarga sendiri. Kami disambut dengan sangat ramah.
Selanjutnya pengumuman pemenang dari setiap kategori presentasi. Kami sudah menunggu dengan harap harap cemas. Namun diluar dugaan presentasi kami, mendapatkan gelar juara baik dari kategori Academic mobility oleh saya sendiri, Culture oleh Amel, dan Human empowerment oleh Tanri. Kami bertiga mendapatkan juara pertama dan mendapatkan gelar kelompok paling kompak. Senang sekaligus terharu saat pengumuman tersebut dibacakan. Alhamdulillah akhirnya kita dapat berusaha maksimal dan membawa nama baik Universitas Padjadjaran dan Indonesia di tingkat Internasional. Pengalaman yang sangat berharga sekali untuk saya dan rekan rekan delegasi Unpad. Menimba ilmu, mempelajari dan mendiskusikan solusi dari permasalahan global dan menjalin kekerabatan antar negara dengan perbedaan bahasa budaya, dan karakter namun menjadi satu kesatuan sebagai masyarakat dunia. Pengalaman berharga ini akan menjadi pembelajaran saya untuk menjadi lebih baik kedepannya, berjuang untuk bisa membawa nama Indonesia di tingkat Internasional.
Ilmu yang saya dapatkan pun akan saya aplikasikan dalam hidup saya serta menularkan hal hal positif yang saya dapatkan pada rekan rekan saya. Semoga ilmu yang saya dapatkan selama di Russia dapat juga bermanfaat bagi yang lainnya.
Terimakasih kepada Universitas Padjadjaran yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menjadi perwakilan di ajang internasional di Barnaul, Russia. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu serta mendukung dalam acara ini. Terimakasih saya khususnya kepada jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang terus memberikan dukungan baik dalam pemilihan mahasiswa berprestasi maupun saat saya terpilih menjadi delegasi Unpad di Russia.
Semoga Prestasi yang telah didapatkan menjadi motivasi bagi yang lainnya. Sebagai generasi penerus bangsa, sebagai calon pemimpin masa depan semoga mahasiswa Unpad bisa terus meningkatkan prestasi dalam berbagai bidang dan menjadikan Unpad menjadi Best World Class University.


  
Best regard

Adipta Wisnu Wardhani
(170410090085)